Skip to main content
Contribution to Book
KOMUNIKASI POLITIK DAN DEMOKRASI ETNIS TIONGHOA DALAM PEMILU 2014
Proceeding SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI POLITIK (2014)
  • Sinta Paramita, Tarumanagara University
Abstract
Kajian kritis ini akan memperbincangkan tentang fenomena komunikasi politik etnis Tionghoa dalam meramaikan Pemilu 2014. Tionghoa merupakan sebutan bagi orang-orang yang berasal dari suku Tiongkok di Indonesia. Seiring dengan berjalannya proses dinamika politik di Indonesia, menimbulkan dampak yang cukup signifikan terhadap keberadaan etnis Tionghoa. Diskriminasi yang dirasakan etnis Tionghoa dahulu memaksa mereka menjadi golongan masyarakat yang termaginalkan. Diskriminasi yang dialami etnis Tionghoa seperti mulai dari tuduhan sebagai pendiri komunis pada masa Orde Lama, kemudian pelarangan menggunakan nama lokal, tidak diperbolehkan ikut serta dalam pemerintahan pada rezim Orde Baru, hingga puncaknya kerusuhan 9 Mei 1998 yang menjadi catatan kelam pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) bagi bangsa Indonesia. Perjalan diskriminasi yang dialami etnis Tionghoa tersebut, tentunya akan merubah pola hidup etnis Tionghoa dalam bersosialisasi dengan masyarakat mayoritas. Kebebasan HAM dan demokrasi yang diberikan pemerintah kepada seluruh masyarakat Indonesia, membawa kesetaraan yang baik bagi etnis Tionghoa. Demokrasi yang terbentuk, akan mengurangi konflik antar etnis di Indonesia. Demokrasi berimbas kepada perkembangnya perekonomian di Indonesia yang tidak terlepas dari keikut-sertaan etnis Tionghoa dalam meningkatkan perekonomian di Indonesia. Saat ini masyarakat Etnis Tionghoa mulai bergairah meramaikan proses demokrasi di Indonesia. Keikutsertaan dalam pemilu 2014 dapat dilihat dari munculnya Calon Legislatif (caleg) dari etnis Tionghoa. Kesadaran partai politik dalam melihat kader etnis Tionghoa yang berkualitas justru ikut mendukung kebebasan demokrasi di Indonesia. Sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau biasa dikenal dengan “Ahok” yang mendampingi Jokowi dalam memerintah DKI Jakarta, dinilai mempunyai kinerja yang baik oleh berbagai aktor politik dalam menjalankan tugasnya. Ketegasan Ahok dalam memimpin DKI Jakarta dinilai membawa perubahan yang lebih baik bagi masyarakat DKI Jakarta. Profesionalitas dan ketegasan Ahok secara tidak langsung memicu masyarakat etnis Tionghoa untuk menunjukan kemampuan dan komitmennya dalam membangun bangsa Indonesia. Hasil dari pengamatan kritis atas komunikasi politik etnis Tionghoa dalam pemilu 2014, menunjukan bahwa etnis Tionghoa dalam lingkup komunikasi politik berperan penting dalam memberikan kontribusi pesan politik dalam demokrasi kepada seluruh masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia. Kendati demikian, masyarakat mayoritas masih ada yang memandang etnis Tionghoa secara steriotipe dan tidak percaya atas kemampuan memerintah etnis Tionghoa. Dalam ukuran kebebasan demokrasi yang baik, setidaknya Indonesia dan pemerintah telah menjamin kesamaan hak demokrasi dalam Pemilu 2014 untuk seluruh masyarakat Indonesia
Keywords
  • Komunikasi Politik,
  • Demokrasi,
  • Etnis Tionghoa,
  • Pemilu 2014
Publication Date
December, 2014
ISBN
978 - 602 - 1642 - 39 - 9
Citation Information
Sinta Paramita. "KOMUNIKASI POLITIK DAN DEMOKRASI ETNIS TIONGHOA DALAM PEMILU 2014" Proceeding SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI POLITIK (2014)
Available at: http://works.bepress.com/sinta-paramita/7/